Tuesday, December 13, 2016

Bekerja Untuk Dunia

BEKERJALAH UNTUK DUNIAMU SEOLAH KAMU AKAN HIDUP SELAMANYA ADALAH HADIS PALSU

Kita sering juga mendengar orang berucap atau bercakap dlm bermotivasi dengan menyebut hadis ini
رُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِعْمَلْ لدُنْيِاكَ كأَنَّكَ تَعِيشُ أَبَداً واعْمَلْ لآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تموتُ غَداً
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash z bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Beramallâh (bekerjalah) untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beramallâh untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.”

Saya membaca kajian mengenai kesahihan hadis ini dan mendapati hadis ini boleh disifat palsu.
Hadits ini tidak ada asalnya (hadits palsu) yang dinisbatkan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah mengatakan, “Hadits ini tidak ada asalnya secara marfu’ (dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam) meskipun dia sangat popular diucapkan di kalangan kaum Muslimin zaman sekarang.”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Ucapan ini diriwayatkan sebagai hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , padahal ini bukan hadits.”
Yang benar pernyataan di atas diriwayatkan dari ucapan Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu . Itupun sanad periwayatannya lemah.

Hadis lain yg membawa maksud yg hampir sama diriwayat oleh Baihaqi dlm Sunan Kubra didapati lemah kerana ada rawi yg tidak dikenali.Begitu juga hadis yg diriwayat oleh Imam al Qudhai,yg diriwayat oleh Anas b Malik yg dikeluarkan oleh Dailami juga didapati lemah dg perawi yg diragukan.

Kesimpulannya hadis ini palsu jika dikata dari rasulullah,jika disebut dari sahabat juga dikatakan lemah.Bahkan jika diteliti dari segi maksud,ianya bercanggah dg firman Allah kerana lebih memotivasi keduniaan,sedangkan dlm firman Allah serta hadis nabi yg lain lebih mengutama akhirat
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allâh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia [Al-Qashash/28:77]
Pada firman ini jelas Allah menyuruh mengutamakan akhirat tetapi kadar tidak lupa bahagian dunia.Dan dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى
Sesuatu (harta dan perhiasan dunia) yang sedikit dan mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melalaikan (dari berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla).Lihat penjelasan Syaikh al-Albani dalam kitab Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfati wal Maudhû’ah (2/373, no. 874).

Tujuan saya hanyalah untuk membetulkan fahaman kerana hadis palsu ini diguna dg luas oleh mereka yg berhujah untuk berjaya dlm hidup didunia,mereka yg menjual agama demi kepentingan dunia.Kita tidak disuruh bermatian bekerja untuk dunia,tetapi lebih baik bermatian dlm hal untuk kebahgiaan akhirat.Sedikit yg cukup lebih baik dari banyak yg melalaikan,kerana kita lihat begitu lumrah orang yg kaya lupa kpd agama,lupa ibadat.Wallahua'lam abdghaniharon.

https://www.facebook.com/ali.abu.9/posts/1114796771962421

Wednesday, December 7, 2016

Ganjaran Haji

LAMAAAANYA MENUNGGU GILIRAN HAJI,JOM BUAT IBADAT YANG GANJARAN BAGAI HAJI

Seorang jiran merungut kerana giliran hajinya hampir 20 tahun lagi.Timbul berbagai ke khuatiran kepadanya.Saya hanya mengingatkannya bahawa haji itu jemputan Allah,bila Allah menjemput, tiada siapa yg boleh menghalang dan tiada siapa pun akan boleh menduga.Tetapi saya juga mengajaknya beramal dg beberapa amalan yg nabi sebut ganjarannya bagai mengerja haji.Pada anda yg juga menunggu giliran haji,marilah kita beramal dg ibadat yg berpahala seperti haji ini yg dinyata oleh rasulullah moga Allah permudah kita mengerja haji atau pun tetaplah kita mendapat ganjaran seperti berhaji.

Pertama berulangalik mengerjakan solat wajib berjamaah itu ibarat mengerja haji dan berjalan mengerja solat sunat itu seperti berumrah.Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang berjalan menuju solat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju solat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 127.- hasan)

Kedua,mereka yg bersolat subuh berjamaah dimasjid dan duduk hingga solat dhuha,dicatat juga bagai berpahala haji dan umrah.
Dalilnya adalah dari hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan solat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan solat sunat Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna.” (HR. Thabrani. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi)

Ketiga,orang yg menghaditi majlis ilmu dimasjid juga dikatakan diberi pahala haji.Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94. - hasan shahih)

Keempat,orang yg membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah solat sebanyak 33 kali selepas solat.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka solat sebagaimana kami slat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga boleh berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Maukah kamu aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kamu akan mengejar orang yang mendahului kamu dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kamu. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kamu, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan. Kamu bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir solat sebanyak tiga puluh tiga kali.”
Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 843).

Kelima,orang yg mengerjakan umrah di bulan ramadan juga dikatakan mendapat pahala haji.Sabda nabi
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863).
Jadi,pilihlah berumrah dibulan ramadan jika mampu.

Keenam,berbakti kepada dua ibubapa juga bertaraf pahala bagai haji.Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup.Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath bertaraf antara hasan dan shahih)

Ketujuhnya,bertekad dan berazamlah untuk berhaji kerana siapa yang uzur namun mempunyai azam kuat dan sudah ada usaha untuk melakukannya, maka dicatat seperti melakukannya. Contoh misalnya, ada yang sudah mendaftarkan diri untuk berhaji, namun ia meninggal dunia sebelum tertunai hajatnya, maka ia akan mendapatkan pahala haji.

Sesungguhnya Allah itu maha adil dimana semua hambanya diberi ruang menurut keupayaan untuk mencapai syurga yg disediakanNya dan mereka melakukan menurut kemampuan masing-masing.Janganlah mengambil sikap meunggu giliran haji hingga lupa beramal apa yg juga berpahala seperti haji.Mungkin dg beramal dg tujuh perkara ini,akhirnya Allah memberi ganjaran dg membuka jalan menjemput kita ke tanah sucinya.Haji itu jemputan Allah,matlamatnya untuk membukti ketaatan kpdNya, jika Allah tidak jemput dan tidak membuka jalan,berbuatlah amalan yg disarankan diatas dan rasakanlah ganjaran bagai kita mengerja haji.

Mungkin anda semua telah dan sedang lakukan tujuh perkara ini,saya menulis untuk meletakkan keadaan kita mengetahui,berilmu dg apa yg kita amalkan,supaya menepati ganjaran.Jangan berbuat ibadat tanpa mengetahui sebab,sunnahnya, kaedah,ganjarannya.Wallahua'lam abdghaniharon.

https://www.facebook.com/ali.abu.9/posts/1108642585911173

Tuesday, December 6, 2016

Bahasa Cinta Allah Untuk Seorang Hamba



Menurut Imam Al-Ghazali, telah diriwayatkan dari sebagian ulama salaf bahwa Allah SWT memberi wahyu kepada salah seorang shidiqqin sebagai berikut:
“Aku mempunyai hamba-hamba yang mencintai-Ku. Aku juga mencintai mereka. Mereka merindukan-Ku. Aku pun merindukan mereka. Mereka mengingat-Ku. Aku pun mengingat mereka. Mereka memandangi-Ku. Aku punmemandangi mereka. Jika kamu mengikuti jejak mereka, maka Aku pun mencintaimu. Namun, jika kamu berpaling dari mereka, maka Aku akan membencimu.”
Dia bertanya, “Wahai Tuhanku! Apakah tanda-tanda mereka?”

Dia berfirman, “Mereka menjaga keluhuran di siang hari seperti penggembala menjaga dombanya dengan mata awas senantiasa. Mereka merindukan tenggelamnya matahari seperti burung merindukan sarang saat senja menjelang. Ketika malam terselubung dalam kegelapan, alas tidur dihamparkan, keluarga lelap dalam keletihan, dan sepasang kekasih berduaan penuh damai, mereka melangkahkan kaki menuju Aku, membentangkan wajah ke arah-Ku, bermunajat dengan firman-firman-Ku, dan bergegas menyambut nikmat-Ku. Antara berteriak dan menangis, antara mengadu dan mengeluh, antara berdiri dan duduk, antara berukuk dan sujud, Aku saksikan sendiri dengan mata-Ku apa yang mereka tanggung demi Aku.

Aku dengarkan dengan telinga-Ku sendiri apa yang mereka keluhkan demi kecintaan mereka kepada-Ku. Ada tiga hal yang pertama-tama Aku berikan pada mereka. Pertama, Aku lontarkan cahaya-Ku ke relung hati mereka, lalu mereka mengabarkan informasi tentang Aku sebagaimana Aku mengabarkan informasi tentang mereka. Kedua, kalau langit dan bumi diperbandingkan dengan mereka, niscaya Aku utamakan mereka dan Aku sepelekan langit dan bumi itu. Ketiga, Aku hadapkan wajah-Ku pada mereka. Ketika Aku hadapkan wajah-Ku pada seseorang, semua tahu apa yang hendak Aku berikan kepadanya!”

--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-Ridha

https://www.facebook.com/tasawufunderground/posts/1160433194006613:0