Monday, February 22, 2016

Ungkapan Syukur Kekasih Allah



Sahabat bernama Atha' menuturkan, "Aku pernah menemui Aisyah r.a. lalu bertanya, "Beri kami hal yang paling menakjubkan yang engkau lihat dari Rasulullah." Lalu, langsung dia menangis dan berkata, "Apakah ada dari diri beliau yang tak menakjubkan? Suatu malam, beliau mendatangiku, lalu beliau dan aku berada dalam satu salimut hingga kulit kami bersentuhan.

Namun, tiba-tiba beliau berkata, " Wahai Putri Abu Bakar, biarkan aku untuk beribadah kepada Allah."
Aku menjawab, "Aku memang ingin berdekatan denganmu, namun aku lebih mengutamakan keinginanmu."

Aisyah pun mengizinkankan Rasulullah, lalu beliau menghampiri kantong air, lantas berwudhu dan mendirikan shalat. Beliau menangis hingga airmata beliau mengalir ke dadanya. Beliau rukuk sambil menangis, sujud sambil menangis, mengangkat kepala sambil menangis. Beliau terus menerus demikian hingga Bilal datang memberitahunya bahwa waktu shalat subuh telah tiba.

Aku bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apa gerangan yang membuatmu menangis, padahal Allah telah mengampuni dosamu, baik yang sudah lalu ataupun yang akan datang?"

Beliau menjawab, "Kalau begitu, bukankah aku mestinya menjadi hamba yang bersyukur? Mengapa aku tidak melakukannya?" Lalu, turunlah firman Allah: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering) dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berpikir."(QS Al-Baqarah (2): 164)

Menurut ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh sang pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut diri-Nya sebagai Asy-Syakur (Yang Maha Mensyukuri). Maksudnya, Dia akan membalas para hamba atas rasa syukur mereka. Membalas syukur juga disebut dengan syukur.

Hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (muhsin) dengan mengingat-ingat kebaikannya. Syukur seorang hamba kepada Allah berarti memuji-Nya dengan mengingat-ingat kebaikan yang Dia berikan. Sebaliknya, syukur Allah kepada hamba adalah pujian-Nya terhadap hamba dengan menyebut dan menyanjung kebaikan kepad-Nya. Syukur seorang hamba sebenarnya adalah pengakuan lisan dan ketetapan hati akan nikmat yang diberikan Allah.

Karena itu, mari bersyukur atas nikmat Allah, dengan diiringi ketulusan ibadah dan amal shaleh.

---Dikutip dari kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq, karya Syekh Abdul.Qadir Al-Jailani.

No comments:

Post a Comment