Sunday, December 3, 2017

Bahagian Akal

Siti 'Aisyah radhiAllahu 'anha berkata; "Akal itu ada 10 bahagian, (pada diri seseorang) lima daripadanya kelihatan (secara zahir) dan sebaliknya yang lima tidak kelihatan (kerana bersifat batin)." 5 yg kelihatan itu; (1) bersifat diam, (2) Sabar, (3) merendah diri, (4) menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan (5) suka berbuat kebaikan. 

Manakala baki 5 yg tdk kelihatan, ialah; (1) berfikir, (2) memberi contoh pengajaran, (3) menganggap dosa sbg masalah yg besar, (4) takut kpd Allah, dan (5) mengekang keinginan (hawa nafsu) dan mengalahkannya. - Hayatul Qulubi

Sunday, November 19, 2017

Syarah Ayyuhal Walad

Dari Syeikh Ibrahim bin Adham : "Aku telah banyak bergaul dengan kebanyakan para wali Allah, mereka memberi wasiat pada kami, yaitu: "Jika kalian pulang kepada anak dunia (manusia) maka berikan mereka 4 perkara :

1. Siapa yang banyak makan, niscaya dia tidak akan mendapatkan kelezatan dalam ibadah.
2. Siapa yang banyak tidur, niscaya dia tidak akan mendapatkan keberkahan pada umurnya.
3. Siapa yang tidak rela meninggalkan keridhaan manusia, niscaya dia tidak akan mendapat keridhaan Allah.
4. Siapa yang banyak berbicara hal-hal yang tidak berfaedah dan sia-sia maka dia tidak akan keluar dari dunia dengan Iman."


4 perkara yang akan membawa seseorang kepada Maqam Muqarrabin (Dekat dengan Allah) walaupun sedikit ilmu dan amalannya :
1. Lemah lembut (Kasih sayang dan pemaaf).
2. Dermawan (Memberi walau tidak diminta).
3. Baik budi pekertinya.
4. Tawadhu’ (Rendah hati).

4 waktu yang harus dimiliki oleh seseorang dalam kesehariannya :
1.Waktu untuk bermunajah (Mengadu kepada Allah).
2.Waktu untuk bermuhasabah (Intropeksi diri).
3.Waktu untuk duduk dengan ulama, menolongnya dan mengambil nasehat darinya atau menuntut ilmu darinya.
4.Waktu untuk menyendiri dan bertafakkur tentang kelezatan dan nikmat pada sesuatu yang halal (dibolehkan) dan indahnya karunia yang Allah berikan kepada kita.

Wallahu a’lam.
Kitab Syarah Ayyuhal Walad

Saturday, October 14, 2017

Keutamaan Duduk

Suatu waktu dahulu, dalam kelas Falsafah dan pemikiran Islam, ada seorang pelajar bertanya kepada saya, perlukah dia menyertai salah satu dari gerakan2 yang ada disekelilingnya bagi memenuhi tuntutan fardu kifayah? Pada masa yang sama, beberapa minggu sebelumnya ada beberapa rakannya yang sengaja tidak menghadiri kuliah saya bagi berkumpul demi menuntut keadilan untuk membebaskan pemimpin yang mereka sokong. Bagi kumpulan yang kedua saya katakan kepada mereka dalam pada menuntut bela keadilan jangan melakukan kezaliman! Pertamanya saya kata mereka telah menzalimi hak saya sebagai guru mereka, akan tetapi yang lebih utama adalah mereka telah menzalimi diri mereka untuk melengkapkan diri dengan Ilmu yang secukupnya bagi membebaskan diri dari belenggu pemikiran dan bagi mengelakkan diri dari melakukan kezaliman bila tiba giliran mereka untuk menjadi pemimpin kelak.


Saya kisahkan kepada mereka tentang satu peristiwa dizaman dahulu akan seorang Sufi dengan beberapa muridnya yang memohon nasihat saat fitnah berleluasa, maka beliau menuliskan huruf ‘Jim’ sebagai suatu isharat yang beliau tahu anak muridnya akan tafsirkan berdasarkan tahap pemahaman mereka. Maka satu darinya menganggap ia membawa maksud ‘Jabal’(gunung) yakni supaya melarikan diri kegunung dan memencilkan diri sehinggalah fitnah tersebut selesai. Yang satu lagi menganggap huruf itu membawa maksud ‘Junun’(gila) lantas beliau mengambil langkah supaya berpura-pura menyerupai orang yang kurang siuman supaya nanti tidak menjadi mangsa fitnah. Yang ketiga, dan yang saya kira yang paling utama bagi melawankan bahaya fitnah adalah ‘Jalis’(duduk) yakni pergilah duduk dengan ‘alim ‘Ulama dan ‘Awliya dalam majlis Ilmu, zikir dan menghitung-hitung diri supaya dapat membebaskan diri dari belenggu fitnah tadi, sehingga nanti tidak mudah terkeliru dan ditelan fitnah yang membanjir itu, sesuai dengan sabda Nabi; duduklah dengan para Kubara’(yakni orang-orang tua yang memiliki pengalaman) banyaklah bertanya pada Kaum ‘ulama, dan mendekat dan bermesralah dengan Hukama, yakni golongan yang memiliki ilmu dan adab yang kini sangat nadir.


Saya teringat nasihat guru kami Prof Wan Mohd Nor yang menuliskan sajak risalah untuk para aktivis kepada kami di waktu kami berkumpul di Melaka dahulu ‘ Orang muda itu ibarat kuda arab yang liar, kalau kami boleh tambat ia tentunya nanti sangat berguna demi melancarkan peperangan, jika tidak boleh sahaja yang menunggangnya terlambung tercedera dan yang sekelilingnya pun mendapat musibat!. Akan tetapi yang lebih saya gemari dari nasihatnya adalah ketika penggal pertama saya di CASIS bila dipanggil kebiliknya seraya saya langsung bertanya ‘Adakah kerana saya terlalu banyak bersoal tanya?’ maka jawab beliau ‘ Bahkan itu baik, cuma mungkin kalau saya boleh nasihatkan, terkadang jikalau kami menghidangkan kopi, tiada semestinya salahnya kopi, kalau cawannya masih terlalu kecil’ Maka saya fahami waktu itu bahawa pernyataan-pernyataan Pemikir sepertinya memakan masa untuk dihadam, kerana walaupun kelihatan singkat merupakan mutiara yang telah digilap selama puluhan tahun, tambahan pula ditadah dan peroleh melalui pelbagai keutusan akali, pelbagai kaedah dan hujah dicubanya sebelum sampai akhirnya pada maknanya! Kemudian pula bila saya menyadari akan peranan kerangka Ilmu dan pandangan Alam dalam membentuk dan membataskan ilmu yang diterima, saya kira wajar kalau ditambah, terkadang kalau cawan sedia dengan bekas minuman coklat, sememangnya si peminum tak merasa kopi tapi mocha sentiasa! Maka jelaslah bahawa tugas menuntut ilmu bukannya ringan lebih-lebih lagi bila sedar kita akan cabaran zaman. Kita harus insaf akan apa yang ditulis Imam Al-Ghazali dalam kitab ‘Ilmu.
‘Ilmu tidak akan memberikan sebahagian darinya kecuali sesudah kita memberikan seluruh upaya kita’.

https://www.facebook.com/notes/syed-muhammad-muhiyuddin-al-attas/keutamaan-duduk/10154837405512985/

Friday, October 13, 2017

Epistemological Differences of Data, Information, Knowledge, Insighte and Wisdom

I think the best example to show the difference between all these epistemological elements lie in statistics, which in my case, marks statistics:

1. You collect student marks. That is DATA (HISS).

2. You arrange them in various ways; ascending order, in tables etc. so that a pattern can emerge and inform you about how the students perform. This is INFORMATION (MA'LUMĀT).

3. You use the information to come up with a general/universal/abstract approximation of how the students perform. This approximation can be in the form of the statistical mean, median, or mode. This is KNOWLEDGE ('ILM).

But knowledge can be beneficial, useful, harmful to you, or harmful to everyone. If finding the mean spurs you into positive action to improve student understanding, this is BENEFICIAL KNOWLEDGE. If it doesn't spur you into action, this is USELESS KNOWLEDGE. If it is used by school leaders as currency for blame game henceforth affecting your confidence to teach, and subsequently lead to poorer teaching methods, this is HARMFUL KNOWLEDGE.

4. You use the statistical mean to improve your teaching practices consistently over a period of time, such that it becomes a habit of mind (malakah). As you use them, you gradually become enlightened as to why and how you use them in different situations. For instance, you know that in some particular cases, the knowledge of the statistical mean would not be useful to inform you about your lesson delivery. This is INSIGHT (HADS).

5. With experienced application of the statistical mean as part of your teaching practices, it dawned upon you on how exactly you would apply them in different situations such that only positive outcomes get produced. This is WISDOM (HIKMAH).



https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154867535005143&set=a.206691620142.140845.583180142&type=3&theater

Rindu Keintiman

Imam Al-Ghazali mengatakan, “Ketahuilah bahwa perasaan damai, takut, dan rindu merupakan dampak dari perasaan cinta. Namun, kadar yang dirasakannya tidak permanen, tergantung pada tingkat ketajaman pandangan dan tingkat kepekaan perasaan yang menguasai sang pecinta.

Jika apa yang terjadi pada sang pecinta adalah sebuah penyaksian dari balik tabir hingga mencapai keindahan puncak dan ia merasa tak mampu lagi untuk menyaksikan lebih jauh hakikat keagungan tersebut, maka hatinya menjadi cemas, berkobar, dan bergerak bangkit untuk terus memburu. Keadaan cemas seperti itulah yang disebut syawq (kerinduan). Sungguh kerinduan adalah sesuatu yang gaib.

Jika ia dikuasi oleh perasaan tentram dan bahagia luar biasa, karena berdekatan (bersama Allah) dan berhasil menyaksikan kehadiran-Nya melalui tersingkapnya tabir antara Dia dan dirinya, lalu pandangannya juga terfokus pada penyaksian keindahan yang hadir terungkap di hadapannya, tanpa menoleh kepada keindahan lain yang belum diketahui, maka hatinya akan diliputi perasaan senang dan gembira. Kegembiraan seperti inilah yang disebut uns (keintiman spiritual).

Lalu, jika pandangannya terfokus pada sifat keagungan dan kemandirian-Nya, sama sekali tak berpaling dari-Nya dan ia khawatir semua yang dirasakannya itu lenyap, menghilang atau menjauh, maka hatinya akan merasa pedih. Perasaan pedih semacam inilah yang disebut khawf (ketakutan).

Jadi, uns (keintiman spiritual) dalam konteks ini adalah kegembiraan dan kebahagiaan hati karena menyaksikan keindahan. Lalu, ketika kegembiraan dan kebahagiaan itu benar-benar telah menguasai, tidak peduli terhadap segala hal yang telah menghilag, juga tidak peduli dengan kekhawatiran akan menghilang, maka kenikmatan yang ia rasakan akan memuncak pada puncak tertingginya (uns).

Suatu ketika Syekh Ibrahim bin Adham turun dari gunung. Seseorang bertanya, “Darimana engkau, ya Syekh?” Lalu beliau menjawab, “Dari bersenang-senang (uns) dengan Allah.” Bersenang-senang dengan Allah menyebabkan dia merasa tidak membutuhkan kepada selain Allah. Bahkan, semua bentuk kendala yang merintangi khalwat menjadi beban di hati.
Diriwayatkan pula bahwa Musa a.s. berbicara dengan Allah SWT, beliau berdiam diri selama beberapa hari.

Jika beliau mendengar seseorang berbicara, maka beliau langsung pingsan. Ini tidak mengherankan karena cinta hanya meniscayakan nikmatnya pembicaraan Sang Kekasih, juga nikmatnya berdzikir dan menyebut-Nya. Bagi sepotong hati yang dirasuki cinta, maka tak ada yang terasa nikmat selain Dia semata. Karena itu, seorang bijak berkata dalam alunan doa, “Wahai Dzat yang dengan menyebut-Nya hati jadi damai sentosa! Wahai Dzat yang membuat aku tak merasa butuh kepada makhluk-Nya.”

Rabiah Adhawiyah ditanya, “Dengan apa engkau bisa meraih kedudukan seperti ini?” Beliau menjawab, “Dengan meninggalkan apa yang tidak aku butuhkan dan rasa damaiku bersama Dzat yang tak pernah lenyap.”

--Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa asy-Syawq wa al-Uns wa ar-Ridha

https://www.facebook.com/tasawufunderground/posts/1453083274741602:0

Friday, October 6, 2017

10 Mutiara Sejarah Bahasa Melayu


Muhammad Teja is with Muhammad Afiq and 8 others.
2 hrs ·





Masalah:

1. Isu:
Rasanya ramai tidak tahu bulan Oktober setiap tahun ialah Bulan Bahasa Kebangsaan, yang semenjak hampir 50 tahun diulang sambut. Ketidaktahuan ini mungkin banyak sebabnya, dan daripada banyak-banyak sebab itu, ialah mungkin kerana kita tidak tahu tentang sejarah bahasa Melayu kita.

2. Simptom:
Bahasa Melayu menjadi "mandom" kerana akar sejarah Jawinya telah diputuskan. Bahasa Melayu juga menjadi "lemau" kerana wibawa bahasa, yang terdiri daripada ulama Melayu Jawi diletakkan pada orang yang tidak layak, iaitu sasterawan khayali dan shok sendiri. Bahasa Melayu menjadi "lembap" kerana bahasa ini disangka semata-mata perjuangan badan kerajaan yang amat ma‘ruf dengan cara kerja yang jenuh berbirokrasi.

3. Punca:
Kemandoman, kelemauan dan kelembapan bahasa Melayu kerana dasar falsafah bahasa tidak lagi menuruti falsafah zaman kegemilangan persuratan bahasa Melayu. Dari segi zahirnya sekalipun, bandingkan sahaja bahasa yang kita gunakan sekarang dengan karya yang dikarang oleh Hamzah Fansuri, Nur al-Din al-Raniri, Dawud al-Fatani, Raja Ali Haji, Wan Ahmad al-Fatani dan Za‘ba sendiri (itupun jika anda tahu mereka itu ialah bahawasan unggul Melayu)

Perungkaian:

4. Muqaddimah:
Mahaguru Tan Sri Prof Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas menyebutkan bahawa bahasa ialah saksi sunyi kehebatan pemikiran sesuatu bangsa. Pernahkan anda diceritakan tentang bagaimana bahasa Melayu mempunyai perkataan-perkataan serta istilah-istilah yang menjangkau saujana alam pemikiran, yang mampu tiba ke segenap sempadan ke‘ilmuan, dan yang pengarangnya ialah ‘ilmuwan yang mencapai tahap karya yang luhur sejagat (universal) dalam sejarah dunia?

5. Kerangka I:
Terkurnia keagungan dan keluhuran bahasa Melayu hanya setelah kedatangan Islam memberi ma‘na diri dan menyatukan pelbagai etnik di Kepulauan Asia Tenggara menjadi qawm Muslimin Melayu. Oleh itu dalam meninjau sejarah bahasa Melayu, peranan besar Islam perlu diberi penekanan dan diselidik dengan benar, tepat dan rinci.

6. Kerangka II:
Melihat peranan Islam bukan semata melihat zahir sesuatu kesultanan atau kerajaan, atau temuan-temuan arkeologi sejarah semata-mata. Sebaliknya hendaklah melalui ketajaman mata aqal yang menembusi haqiqat batin Melayu-Islam itu. Hanyasanya dalam karya-karya ulama yang dikarang dalam bahasa Jawi, serta pewaris-pewaris mereka yang hidup menjaga turath ke‘ilmuwan mereka hingga kini ialah jalan mengetahui dan memahami haqiqat batin itu.

7. Bukti:
Adapun Melihat sahaja karya bahasa Jawi ‘ilmuwan Melayu, tidak dapat tiada kita 'kan mengakui bahawa ia mata rantai yang bersimpul-kukuh dengan tali ke‘ilmuan Islam, berpuncakan kitab teragung, ya‘ni al-Qur'an. Bahasa Jawi sebagai mithalan, memakai huruf ‘Arab, ya‘ni huruf yang dipakai oleh al-Qur'an; nahunya juga dijelaskan menuruti qa‘idah nahu ‘Arab, ya‘ni mirip nahu yang digunakan untuk memahami bahasa al-Qur'an; dan sebilangan besar istilah serta ma‘na al-Qur'an, telah memperkaya perbendaharaan perkataan Melayu Jawi. Sehinggakan, jika dibuang perkataan-perkataan, nahu-nahu dan huruf-huruf Jawi itu dari bahasa Melayu - apalah lagi yang dapat dinamakan bahasa Melayu itu? Dapatkah kita bayangkan bahasa Melayu kita tanpa perkataan: ‘ilmu, fikir dan ‘aqal?

8. Situasi:
Sungguhpun nyata terang ibarat matahari di waktu siang akan peranan besar Islam mengangkat martabat bahasa Melayu ke tahap yang paling luhur, masih lagi pemuka-pemuka bahasa kini berkira-kira, teragak-agak, bahkan sengaja memekakkan telinga dan membutakan mata hatta hingga ada yang ketegar menafikannya. Lebih selesa mereka-mereka itu bernaung di bawah simpulan-simpulan aneh para orientalis yang menda‘wa Islam perosak keaslian bahasa Melayu yang menghapuskan rupa Sanskrit, justeru unsur Hindu yang kononnya itulah asli Melayu; malah menjadi penganjur yang berlebih-lebihan pula menghapuskan sebarang rupa-bentuk keislaman bahasa Melayu: seperti menggantikan huruf Jawi dengan abjad yang dipakai sekarang dan menguatkuasakannya dalam seluruh lapangan pendidikan supaya satu demi satu generasi bangsa Melayu semakin alpa dan lalai daripada mengenal bahasawan Melayu yang bertaraf ‘ulama, dengan hanya pandai menyebut nama para sasterawan negara yang martabat ke‘ilmuannya boleh diduga-duga.

9. Ikhtiyar:
Mengetahui akan begitu dahshatnya pelbagai kejadian yang berlaku kini dan bagaimana jauhnya kita dengan haqiqat sejarah bahasa Melayu, maka perlulah ada ikhtiyar–––sungguhpun kerdil dan kecil–––tetapi istiqamah dengan kebenaran dan ke‘ilmuwan. ‘Ibarat menebas dan mencabut lalang kekeliruan yang telah berakar, begitulah cabaran dan tanggungjawab yang perlu dipikul bagi meratakan semula belukar dan menggembur tanah subur supaya buah peradaban kembali berputik.

Kesimpulan:


10. Buah:
Salah satu ikhtiyar kami di Akademi Jawi Malaysia (Klasika Media) ialah menerbitkan Siri Persuratan Jawi yang kini sudah menyusun 7 judul baharu semenjak tahun 2017 dimulakan. Adapun inilah ikhtiyar kecil kami dalam mempersembahkan keagungan dan keluhuran bahasa Melayu dalam mutu terbaik, berdarjat dan bermaruah untuk bacaan dan ruju‘kan mereka yang ingin berfikir dan memerhati. Salah satu judulnya ialah Kitāb Naḥū Jāwī: Petuturan Melayu, ‘Abdu'LLāh ‘Abdu'r-Raḥmān yang membicarakan mengenai aturan bahasa Jawi yang amat berguna bagi memahami rupa dan bentuk bahasa Jawi. Di dalamnya terkarang pengenalan mengenai bagaimana peranan besar Islam dalam membina sebuah bahasa baharu, bahasa Islam, iaitu bahasa Melayu. Adapun dalam semangat Bulan Bahasa Kebangsaan ini, saya amat mengeshorkan ia dibaca dan dibicarakan agar sambutan bulan bahasa itu bukan semata-mata acara kerajaan menyambut menteri (yang akhirnya menterinya pun tak datang).

Boleh dapatkan naskhah Kitāb Naḥū Jāwī: Petuturan Melayu, ‘Abdu'LLāh ‘Abdu'r-Raḥmān di sini:

https://www.kafilahbuku.com/kitab-nahu-jawi-petuturan-melay…
https://www.kafilahbuku.com/kitab-nahu-jawi-petuturan-melay…
https://www.kafilahbuku.com/kitab-nahu-jawi-petuturan-melay…

Boleh juga Whatsapp:
www.wasap.my/60194398529
www.wasap.my/60194398529
www.wasap.my/60194398529

*kredit gambar: Pelita Dhihin.

Monday, September 25, 2017

Errornya Hipnosis Secara Ilmiah dan Islam



Oleh : D. Denis P. Putrantya

Mari kita mulai dengan memancing rasa ingin tahu kita melalui beberapa pertanyaan :

1. Apa itu hipnosis/ hipnotis? Sejarahnya? Sekarang?
2. Apa yang terjadi ketika seseorang terhipnotis?
3. Bagaimana seseorang bisa terhipnotis?
4. Apa prinsip-prinsip hipnosis?
5. Hipnosis, ilmiah atau tidak?
6. Apa kelebihan dan kekurangan hipnosis?
7. Bagaimana hipnosis menurut Islam?

Nah, sekarang mari kita coba telaah satu per satu:

1. Apa itu hypnosis? Sejarahnya? Sekarang?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hipnosis: keadaan seperti tidur karena sugesti yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali.

Hipnosis berasal dari kata “hypnos”, nama dewa tidur orang Yunani Kuno. Kata “hypnosis” pertama kali diperkenalkan seorang dokter Inggris , James Braid (1795 – 1860). Meski demikian, hypnosis bukanlah tidur. Hipnosis adalah kondisi pikiran, dimana pikiran sadar menjadi kurang kritis, sehingga menjadikan pikiran “bawah sadar” menerima sugesti dengan lebih baik (menurut IACH/ International Association of Clinical Hypnotherapy).

Hipnosis dikelompokkan ke dalam dua kategori: klasik dan modern. Hipnosis klasik itu menyelami dan mempengaruhi pikiran orang secara mistis, klenik, dan syirik dalam pandangan Islam, misalnya sesajian, membakar kemenyan, ramu-ramuan tertentu, dan lainnya guna mendatangkan bantuan jin. Praktek hipnosis bahkan dilakukan sejak zaman kuno (seperti Yunani dan Mesir) untuk berhubungan dengan arwah para leluhur dan keperluan mistis lain.

Hipnosis modern menurut APA (American Psychological Association) Divisi 30 (Komunitas Hipnosis Psikologis) adalah prosedur dimana seorang ahli kesehatan atau peneliti memberi sugesti ketika tritmen/perlakuan, sehingga pasien mengalami perubahan sensasi, persepsi, pikiran, dan perilaku. Meski beberapa hipnosis digunakan untuk membuat seseorang semakin siaga, kebanyakan hipnosis mensugesti agar rileks, tenang, dan merasa nyaman.

Kita akan fokus pada pengkajian “hipnosis modern”.

2. Apa yang terjadi ketika seseorang terhipnosis?
Dari beberapa referensi komunitas maupun asosiasi hipnosis internasional (seperti IACH, APA, IMDHA), ketika seseorang terhipnosis, kondisinya bukanlah tidur. Secara fisik, memang memenuhi ciri-ciri orang tidur (nafas melambat, mata terpejam, otot rileks, gerakan berkurang) Tetapi secara mental, orang terhipnotis dalam kondisi rileks sekaligus siaga. Kondisinya nyaman dan dapat berfikir, berbicara, dan bahkan bergerak jika dibutuhkan.

Ada yang menyebutkan jika terhipnotis adalah kondisi yang sama ketika seseorang sedang sangat asyik dalam suatu aktivitas, seperti menonton TV atau melakukan sebuah hobi. Atau ketika sedang terbawa suasana yang menenangkan dan melenakan, seperti melihat matahari terbenam di pantai. Kondisi hipnosis juga disamakan dengan kondisi meditasi. Kondisinya bukan tertidur, tetapi sadar dan fokus (focused awareness) sekaligus rileks dan nyaman.

Secara neuroscience (ilmu otak/syaraf), terhipnotis adalah kondisi dimana otak meningkat aktivitas gelombang otak lambat (alpha dan theta), dan menurunnya aktivitas gelombang otak cepat (beta). Akibatnya, pikiran menjadi sibuk dengan “menikmati” perasaan nyaman dan rileks sehingga berkurangnya pikiran cemas dan penuh pertimbangan akan suatu hal. Jika rasa nyaman dan tenang itu berlanjut, seseorang bisa menuju aktivitas otak gelombang delta (tidur).

Maka, kondisi hipnosis (gelombang otak lambat/ alpha dan theta) dianggap sebagai kondisi sehari-hari yang kita rasakan ketika bangun tidur dan akan tidur.

3. Bagaimana seseorang bisa terhipnosis?

Pada dasarnya, hipnosis adalah suatu kondisi mental yang khusus. Untuk mencapainya, seseorang menggunakan teknik yang disebut induksi hipnosis. Induksi ini dapat dilakukan oleh orang lain maupun diri sendiri. Diantara jenis induksi sudah banyak diketahui orang, seperti menepuk dengan tangan (ini dilakukan pada praktek gendam), menjentikkan jari, membisikkan atau mengatakan kata-kata yang mengkondisikan perasaan nyaman (seperti “Anda akan merasa nyaman dan mengantuk”), Mengajak obyek untuk membayangkan tempat yang nyaman (“Bayangkan Anda bersandar di bawah pohon yang rindang”), dan banyak variasi yang lain.

Setelah seseorang sudah berada dalam kondisi hipnosis, selanjutnya sugesti diberikan. Sugesti dapat berupa hal yang absurd (“Anda adalah ayam”) sampai terapi medis (“Anda tidak merasakan sakit” atau “Di tangan Anda ada tulisan “sakit”, sekarang saya hapus tulisan itu”).

Namun, kondisi hipnosis tidaklah harus berarti seseorang berada dalam kondisi seperti tidur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya praktek hipnosis ketika seseorang dalam kondisi sadar (mata terbuka) bahkan sedang melakukan aktivitas fisik.

4. Apa prinsip-prinsip hypnosis?
Tidak semua orang bisa dihipnotis. Lebih tepatnya, kemampuan seseorang merespon sugesti hipnosis berbeda-beda.

Psikolog Amerika di Universitas Stanford (Ander M. Weitzenhoffer dan Ernest R. Hilgard) membuat skala yang dapat mengukur seberapa tingkat seseorang dapat dihipnotis, yang disebut Stanford Hypnotic Susceptibility Scales. Ada 12 sugesti yang dilakukan. Jika skor 0 – 4, tergolong rendah. Jika skor 5-7, tergolong menengah. Jika skor 8 -12, tergolong tinggi atau mudah mendapat sugesti hipnosis.

Diantara bentuk sugesti hipnotisnya: tangan berpegangan dan menempel (yang terhipnotis, tidak bisa melepaskan tangan), tangan diulurkan kemudian disugesti terasa berat (yang terhipnotis, tangannya akan turun karena “merasa” berat), peserta diminta melupakan hal yang familiar (seperti nama sendiri), dan sugesti panca indera lain (seperti mencium sesuatu yang tidak ada, mendengar suara lalat yang tidak ada, dan lain sebagainya).

Beberapa prinsip yang ditemukan dari penelitian adalah sepertimana berikut :
1. Kemampuan seseorang untuk merespon sugesti hipnosis cenderung tetap pada usia dewasa.

2. Kemampuan peng-hipnotis tidak mempengaruhi tingkat respon orang yang dihipnotis. Bahkan, ketika seseorang menghipnotis dirinya sendiri, responnya pun akan cenderung sesuai tingkatnya.

3. Tingkat respon seseorang yang dihipnotis tidak dipengaruhi oleh karakter personal, seperti agresif- submisif nya seseorang, kemampuan berimajinasi, atau kemampuan bersosialisasi.

4. Orang yang dihipnotis tidak bersikap pasif. Yang terjadi adalah justru, seseorang yang dalam kondisi hipnotis secara aktif mengelola keyakinan dan pemahamannya agar dapat melakukan atau memenuhi sugesti yang diberikan.

5. Hipnosis, ilmiah atau tidak?

Meski para peneliti menemukan alat untuk mengukur tingkat respon seseorang terhadap hipnotis, hal ini tidak membantu menjelaskan proses ILMIAH apa yang terjadi ketika seseorang dihipnosis dan diberi sugesti.
Selain sugesti belum tentu berhasil karena tingkat respon yang berbeda pada tiap orang, peneliti tidak bisa memahami proses otak apa yang terjadi ketika seseorang dihipnotis/ diberi sugesti dalam kondisi hipnosis.

Maka, tidak heran kalau hipnosis tidak diterima sebagai bentuk psikoterapi oleh APA/ Asosiasi Psikologi Amerika. Dalam Psikologi, hipnosis masuk dalam bidang ilmu Pseudoscience Psychology (Psikologi Semu).

Keilmiahan hipnosis tertolak karena tidak dapat diterapkan pada semua orang dan belum tentu berhasil pada kasus medis atau psikologis yang sama.

Namun, karena banyak yang mengaku dan menunjukkan praktek hipnosis yang dapat membantu kasus-kasus medis maupun psikologis, penggunaan hipnosis semakin meluas.

6. Apa kelebihan dan kekurangan hypnosis?

Kelebihan yang saya sebutkan, sejatinya adalah hal yang diaku oleh pelaku hipnosis. Diantaranya kelebihan yang diaku adalah bahwa hipnosis PRAKTIS dan SUKSES. Kenyataannya, keberhasilan hipnosis sangat tergantung tingkat respon orang yang dihipnotis. Kalaupun berhasil dihipnotis, kondisi masalah atau penyakit pada pasien tidak disembuhkan tetapi pasien dibuat (disugesti) untuk merasa sembuh dan sehat. Sehingga ketika sugesti itu hilang, masalah akan kembali muncul.

Kekurangan lain dari hipnosis adalah tidak ada dasar ILMIAH jelas (apalagi dalil dari agama Islam). Selain itu, yang dihipnotis riskan mendapatkan sugesti yang tidak sesuai norma masyarakat maupun agama. Dan sebagaimana yang kita ketahui, sugesti tidak berlaku bagi semua orang (hypnotizable tiap orang berbeda-beda).

7. Bagaimana hipnosis menurut Islam?

Hipnosis klasik jelas haram. Hipnosis klasik termasuk kategori perdukunan. Lembaga Fatwa Saudi, Lajnah Daimah, pernah mengeluarkan fatwa:
“Hipnosis adalah termasuk jenis tenung (sihir) dengan menggunakan jin…
Menggunakan hipnosis dan menjadikannya cara untuk mengetahui tempat barang yang dicuri atau barang yang hilang, atau penyembuhan penyakit, atau melakukan pekerjaan tertentu dengan perantaraan orang yang dihipnosis adalah tidak boleh, bahkan termasuk syirik… juga ini termasuk bergantung kepada selain Allah” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 1/348).

8. Jika Hipnosis modern dalam Islam?
Hipnosis sejatinya adalah teknik atau prosedur dengan kunci satu: memberi sugesti pada yang dihipnosis (proses bawah sadar).

Jika sugesti yang diberikan bertentangan dengan Islam, maka jelas bermasalah. Misal, seseorang disugesti agar bermaksiat atau berkeyakinan kafir.
Nah, jika sugesti yang diberikan sesuai Islam, apakah metodenya diperbolehkan? Misalnya, seseorang dihipnosis agar rajin sholat atau menjauhi maksiat?

Jika sugesti bertujuan mengubah “bawah sadar” sehingga seseorang berubah tidak secara sadar, maka ada KEKURANGAN BESAR dalam amalnya, yaitu “NIAT”. Islam mengajarkan untuk beramal dengan niat yang BENAR. Betapa pentingnya masalah niat, sehingga ulama-ulama Islam menyebutkan perkara NIAT di bagian awal kitab-kitab karya mereka.
Mengapa kita menerapkan hipnosis sebagai solusi permasalahan kita, ketika Allah sudah memberikan jawaban atas permasalahan hidup dengan ISLAM?

Sebagai penguat akan bermasalahnya hipnosis, sejatinya hipnosis adalah satu diantara metode penyebaran atau program NAM (New Age Movement), meskipun hipnosis tidak lahir dari NAM. Selain itu,program NAM lainnya ada Energi Prana, Fengshui, Huna, NLP, dan bentuk lain yang intinya sama meski namanya berbeda.

Kesamaan program-program NAM adalah percaya pada kekuatan bawah sadar, kehebatannya dan pentingnya kekuatan bawah sadar, dan berlatih untuk masuk ke “kesadaran berbeda” untuk memaksimalkan potensi yang terpendam agar bisa melakukan perubahan.

Lalu apa itu NAM?

Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk membahas ataupun mempelajari tema yang berbeda ini.

Allohu a’lam bish showwab

Referensi:
1. “Menguak New Age Movement” oleh F.A. Kurdi
2. “Self-Hypnosis Techniques for Management of Pain, Relaxation and Sleep” By Mark P. Jensen, PhD.
3. “Science and Pseudoscience in Clinical Psychology” edited by S.O. Lilienfield, S.J. Lynn, J.M. Lohr.
4. “The Truth and the Hype of Hypnosis” By Prof. Michael R. Nash





https://www.facebook.com/RumahKertasRAMI/posts/1244770105628078

Nafsu dan Akal

Ramai yang menyangka bahawa nafsu dan akal adalah bertentangan atau berbeza. Hal ini berlaku kerana salah faham dalam menterjemahkan istilah 'nafs' yang merujuk kepada diri seseorang. Setepatnya ia diterjemahkan sebagai 'jiwa'. Jiwa ada pelbagai jenis, antaranya ialah shahwaniah iaitu kehendak terhadap makanan dan pasangan. Jiwa shahwaniah inilah yang selalu kita fahami sebagai nafsu. Ada juga jiwa jenis ghadabiah, iaitu kehendak terhadap kekuasaan, kedudukan, kemuliaan dan kebanggaan. Seterusnya ada jiwa yang dinamakan aqliah, inilah yang dimaksudkan dengan nafsu akal. Kehendak bagi nafsu akal ialah ilmu, yakni pengetahuan tentang sesuatu perkara. Media massa boleh wujud dan berkembang kerana adanya nafsu akal. Manusia sentiasa ingin tahu tentang sesuatu, sekalipun sesuatu itu tiada kaitan dengannya dan tidak bermanfaat baginya. Bahkan ada yang sampai tahap ingin tahu tentang keburukan pihak tertentu, kita boleh namakannya sebagai bergosip atau mengumpat. Namun, kita perlu tahu bahawa rasa ingin tahu ada beberapa peringkat. Asasnya tiga peringkat, iaitu ingin tahu tentang alam fizikal, alam akal dan alam ketuhanan. Manusia yang rendah jiwanya hanya ingin tahu tentang alam fizikal. Yang lebih tinggi pula ingin tahu tentang alam akal. Manakala yang paling tinggi jiwanya, ia ingin tahu tentang alam ketuhanan. Adapun yang paling malang ialah, jiwa yang tidak pernah tahu dan tidak pernah sedar tentang Tuhan.


Naseer Sobree

Tuesday, September 12, 2017

37signal's Manigesto - So I can read better



00 Start Here

The web should empower, not frustrate
We design visual interfaces (what people see and how they use it) for web sites and applications. We focus on making sure these sites are both useful and easy to use.

How you fit in
We work with smart clients who understand that it's the customer, not org-charts or office politics, that matters most. These clients are hard to find, so when we get them we treat them well.

This site is a look into our minds
Inside you'll find our philosophy for simplicity in design, our influences, and ideas that drive us.

01 We See People

Users.
Sounds like a bunch of junkies or gigolos, doesn't it?

The people who visit web sites aren't "users," click-throughs, hits, numbers on a spreadsheet, or some other form of dehumanizing jargon. They're your husband, your mom, your friend, the guy who sits in the cube next to you. They're real PEOPLE, just like you and me.

That's why we think a successful site is one that makes real people's lives easier; One that makes them say, "This site worked for me." So we've made it our mission to ensure this kind of experience at the sites we build. At 37signals we don't see users, we see people.

02 Manager or external reporting?



Us.
A tight group of four dedicated to the craft of interface and customer experience design.


Them.
Associate Producer
Business Applications Analyst
CE Production Manager
Content Engineer
Desktop Support Specialist
Elite Application Specialist
European Sales Liaison
Front-End Technology Engineer
Knowledge Journalist
International/Consolidations Accountant
Managing Architect
Manager of External Reporting
Operations Architect
Site Builder
Special Projects Analyst
Traffic Coordinator
VP/Director of Pricing

03 <blink>12:00</blink>

How do i?

Most people can't even figure out how to program their VCR. So how are they supposed to figure out the "cutting-edge" technology that so many major sites impose on people? A: They won't.

The web gives people an omnipresent exit door and they won't hesitate to use it. If your business depends on your site, you better be damn sure it's easy for people to use your site and find what they're looking for. We'll help you.

04 Not full service

We're designated hitters

We don't do your database integration. Or your search engine submissions. Or your online media buying. We do interfaces and the strategy behind them.

Why? Because we think companies that claim they can do everything actually excel at nothing. That's why we choose to do one thing and do it right.


05 Size does matter

Question:
Wouldn't you want your project to be 1 of 1 or 2 rather than 1 of 10 or 20?


We're small and we like it that way. It gives us the ability to turn on a dime, deliver projects quickly, and dedicate extraordinary attention to your assignment.

Our size allows us to work on projects we want to do rather than projects we have to do. Plus we can all fit in one cab if we squeeze.


06 $6,000,000,000

Source: "Holiday '99 E-Commerce: Bridging the $6 Billion Customer Experience Gap," a report by Creative Good

Don't become a statistic

"39% of shoppers in user tests failed in their buying attempts because sites were too difficult. This rate of failure could result in a loss of more than $6 billion for online retailers this holiday season."


07 Are they experienced?


We've been designing sites since the web's commercial inception back in 1994. That's back when most designers thought a <TD> was some sort of football statistic. Ever since, we've been pushing the boundaries of HTML and innovating techniques that are commonplace today. We've got big game experience and we're money in the red zone.

08 Experience

The members of the 37signals team have performed work for a wide range of clients such as:

A.C. NielsenKraftSpyglass
ClickWorld/WareLettuce Enrtn. You.Telstreet
DigitalWorkLorealTony Stone
DisneyNorthwestern U.Transportation.com
Don CrabbOrganic OnlineUnilever
Emmis Brdcstng.PC QuoteUniversal Records
FOX SportsPerformance BikeU S West (Qwest)
Getty ImagesPlayboyWebTV
Hewlett PackardQuokka SportsWodex
Interface Sftw.SearsAnd more...


09 And I quote
In most agencies, account executives outnumber the copywriters two to one. If you were a dairy farmer, would you employ twice as many milkers as you had cows?David Ogilvy

The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing.Edmund Burke

Simplicity does not mean want or poverty. It does not mean the absence of any decor, or absolute nudity. It only means that the decor should belong intimately to the design proper, and that anything foreign to it should be taken away.Paul Jacques Grillo
10 Refugees

37signals is a company of refugees.


We've worked for the big guys (Agency.com, Disney Online, Organic Online, THINK New Ideas, Quokka Sports, among others) and left because we felt we could do better.

Now it's our turn.
11 Copy Righting
Would you read it if you didn't write it?

Nearly all corporate sites commit the sin of dullness in their writing. It's as if the clients and their consultants believe that if the design is good, all is good. Not so.

Writing is not the place to skimp on your budget. Seduce me, entice me, entertain me with words. Don't be cryptic, don't be stupid, and please don't be dull.

12 Occam's Razor

One should not increase, beyond what is necessary, the number of entities required to explain anything.

http://pespmc1.vub.ac.be/OCCAMRAZ.html


13 Eight Seconds

"Remember the eight-second rule. Consumers have eight seconds worth of patience while waiting for your pages to load. This is especially true for home pages. It's like the restaurant business mantra: Don't keep them waiting, or they'll leave and never return."

14 Breadcrumbs

15 83%?!

NetSmart Research reports that 83% of web users have left sites in frustration due to poor usability. Unintuitive navigation and sluggish performance were reported as the main culprits.

Doesn't that make you mad?

16 Short Story

It's better to tell a short story well, than a long one poorly.

17 No Awards Please

37signals does not enter award competitions.

We believe that the marketing and communication awards "industry" encourages agencies to misplace their priorities on the opinions of their peers, rather than the needs of their clients' customers.


18 eNormicom

"Fantastic!"
-Jeffrey Veen, wired.com

"Awesome awesome awesome!...The best Web-industry spoof site ever created."
-Mark Hurst, Creative Good

"Very funny. Too true."
-David Weinberger, Cluetrain

And see what the New York Timessaid.
Enough of all this serious stuff.
Let's have some fun.


eNormicom

"Look, we don't want to waste your time...or ours.

You must be determined to create massive economic results in the next 10 minutes. Ready? Then read on."
19 Suits Who?

We're not fond of salesmen.

That's why we don't have any. Call us and you'll talk with someone who's an expert at building web sites, not at selling you something you don't need.

Call "bigwebshop" and you'll get a new business development manager or someone else who knows little about the web. This may help increase their sales but what does it do for you?

At 37signals, we keep it real. No used cars. No snake oil. No miracle cures or fad diets. Just an honest take on what your web site should be and what it will cost. Refreshing, isn't it?


20 Sloganeering

37signals
Simple for sale
We See People
Enemies of Mediocrity
Putting the Pixels in the Right Place
Megahaard
Web sites my mom could use
We're Only Human
Extraordinary web sites for ordinary people
Simplicity By Design
Signal vs. Noise
Web sites for people who can't program their VCRs
We Put the "Dig It" in Digital

21 A Not "Q"

We design web sites, not gadgets for James Bond.

Many of our peers do their best impersonation of Q, toying with flashy plug-ins and "next generation" technology.

We don't care about being the first to use the newest web gizmos. We believe in being thoughtful and providing the simplest, best possible solution for our clients.

You don't need a pen that's also a parachute, you need a web site that works for the people who use it.


22 B2whatever

Other companies talk about the importance of designing for the B2B, B2C, C2B, or B2C2B market. We don't.

The truth is corporations don't use web sites, people do. B2whatever, we'll design a site that works for the person on the other end.

23 Sightings

24 My cousin's buddy is a web designer

Then let him do it.

The money you save by using your cousin's buddy is nothing compared with the cost in time and money required to undo his mistakes.


25 Just Because You Can Doesn't Mean You Should


Scrolling news ticker

Spinning logo

Frames

Beveled Buttons

Pictures

Splash page

Music

Banner ads

3D

Virtual reality
None of these things are inherently bad. There is no evil in any one of them. The problem is that many of these things are used because they can be rather than because they should be.

Sure, there are times when light type on a dark background is appropriate, but we don't think "it just looks cool" is reason enough.

37signals believes that "hip" and "legible" don't have to be mutually exclusive. We love "cool" as much as the next person, but we also realize that part of our job is to make people's lives easier, not harder.
26 Make it useful


"Usability is always secondary. It's never the most important thing about an experience. I will accept poor usability if I get what I need, if the total experience is great. I will reject perfect usability if I am not rewarded with a useful, engaging experience."
-Donald Norman himself, author of "The Design of Everyday Things"
Usability isn't enough

Usability this, usability that. With all the talk about usability people sometimes forget the other "u" word, usefulness.

You can have the most usable site in the world but if it doesn't provide a useful, helpful service, you're just wasting your visitor's time. And, when your visitors are frustrated, your competitors are their best friends.

So please, be usable and useful.


27 Simplicity by design

LightbulbTeapot
PencilFrisbee
Post-It NotePaperclip
BrickOne-button Mouse
PaperAirplane Wing
MagnetLego
SpringScrew




28 Tulipomania

Goods received by a merchant for one (1) Viceroy tulip:

Eight fat swine
Twelve fat sheep
63 gallons of wine
60 kegs of beer
30 kegs of butter
1000 lbs. of cheese
A silver drinking-cup
In the late 1500s, tulips were introduced to Holland. The flower was considered so rare that wealthy aristocrats and merchants tripped over themselves to buy them. Speculation ensued and the flower became wildly overvalued.

In 1637 the tulip trade crashed. People who thought of themselves as extremely rich were reduced to poverty overnight.

Trends are temporary. Don't just do something because everyone else is doing it – do something because it makes sense.


29 Linkin' Logs

30 ASAP

We know, we know...you need it done yesterday. We're all living in web time now and it's redundant to even bother saying a project needs to be done ASAP.

At 37signals, we forgo the bloat and bureaucracy that plagues our industry. We don't have red tape or 5 layers of management. When you talk to us, you talk to us – not someone representing us.

We're sharp, efficient, and pay attention to the details. It's amazing what a difference this can make.

31 Referece

Simplicity is the Secret
The title says it all
Mud-Throwing & Usability
Another from Nielsen
Reading on the Web
Keep it short and narrow
Yahoo!
Simple is still the best
Designing Visual Interfaces
Required reading
Good Design, Better Sales
$3,000,000,000 lost
Prioritize
Everything can be nothing
Creative Company
Inspiration for inspiration
Small and Big
Advantages of being small

32 Highest Common Denominator

Steve Jobs, Apple CEO and co-founder on building a tight team of very talented people:

"...I found that there were these incredibly great people at doing certain things, and you couldn't replace one of these people with 50 average people. They could just do stuff that no number of average people could do...small and medium-sized teams of these people could accomplish extraordinary things and run circles around large teams of normal people."

33 Whats in a name?

Mankind constantly analyzes radio waves from outer space in the search for extraterrestrial intelligence. Since this analysis started, almost all of the signal sources have been identified. 37 signals, however, remain unexplained.

34 Out Team

The Bio37signals, located in Chicago, designs interfaces for web sites and applications. Pioneers of minimalistic, user-friendly designs, we have worked on projects for Qwest, Tenzing, Performance Bike, FOX Sports, and Transportation.com. We have also garnered significant attention for internal projects like Signal vs. Noise, eNormicom and Kicksology.

Our work has been featured in the New York Times, Sports Illustrated, Chicago Tribune, and numerous other publications. We have also appeared as featured speakers at AIGA Risk/Reward, Activ8, South By Southwest, and other conferences. We also launched the AIGA Chicago Experience Design Group.




The 37signals Team
Ernest Kim

Jason Fried

Matt Linderman

Scott Upton


35 We come in peace

Be not afraid.

We're not racing to IPO; Big billings are not what drives us.

What drives us is the knowledge that the everyday person is seeing only the smallest glimpse, 1/100th at best, of the full potential of interactive media today. To most folks, the web is a scary place. Our mission is to change that perception.


36 Signal vs noise

Our soapbox

Signal vs. Noise is our weblog with ongoing dialogue and musings on the web world, design, entertainment, politics and whatever else we feel like talking about on that given day.

It's what's on our mind.


37 SETI

There's got to be more out there.

http://www.seti.org






Saturday, August 12, 2017

Hakikat Kematian Menurut Imam Al Ghazali

Dalam kitab Dzikr Al-Maut, Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali mengungkapkan, "Ketahuilah bahwa manusia memendam gagasan yang lancang dan keluru tentang hakikat kematian. Sebagian orang mengira kematian sebagai kesirnaan atau kelenyapan. Dianggap tidak.ada kebangkitan atau pengumpulan, juga tidak ada pembalasan atas kebaikan ataupun kejahatan. Kematian manusia dianggap seperti kematian hewan dan atau seperti keringnya daun atau tanaman. Ini adalah pandangan kaum ateis (al-Mulhidin) dan mereka tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Ada juga kelompok yang berpendapat bahwa manusia yang mati itu akan sirna sehingga selama tinggal di dalam kubur dia tidak menderita siksaan ataupun menikmati pahala suatu amal baik sampai dia dibangkitkan kembali di hati Pengumpulan.

Kelompok yang lain berpandangan bahwa ruh manusia itu abadi dan tidak musnah bersama kematian, bahkan ruh itulah yang menjadi objek pemberian pahala atau penjatuhan siksa tanpa jasad yang sama sekali tidak dibangkitkan kembali.

Semua anggapan ini adalah keliru dan menyimpang dari kebenaran. Hal ini karena akal sehat, ayat-ayat Al-Qur'an dan banyak Hadis bersaksi bahwa kematian berarti perubahan keadaan, dan bahwa setelah kematian jasad, ruh manusia tetap hidup dan merasakan siksaan ataupun kebahagiaan. Maka, perpisahan ruh dengan jasad adalah bahwa ruh sama sekali tidak lagi efektif bagi jasad. Karena itu, jasad pun tak lagi tunduk pada perintah-perintahnya.

Sesungguhnya, anggota badan adalah alat ruh, yang dipakai ruh untuk menggerakkan tangan, mendengar dengan telinga, melihat dengan mata, dan mengetahui hakikat dengan kalbunya. Kalbu disini hanya ungkapan lain untuk "ruh". Sedangkan ruh sendiri mampu mengungkapkan berbagai hal tanpa harus menggunakan perantara alat tertentu. Itulah sebabnya dia bisa mengenyam rasa sedih dan duka nestapa. Dengan cara yang sama, dia juga mengecap rasa senang dan gembira. Semua itu tidak bergantung pada anggota tubuh.

Jadi, semua yang inheren pada ruh akan tetap berada bersamanya setelah dipisahkan dari jasad. Sedangkan yang timbul sebagai akibat keterkaitannya dengan anggota-anggota tubuh akan lenyap bersamaan dengan matinya jasad hingga tiba saatnya ruh dikembalikan pada jasadnya.

Bukanlah hal yang mustahil untuk mengatakan bahwa di alam kubur, ruh akan dipersatukan kembali dengan jasad, dan tidak mustahil pula bahwa penyatuan itu akan ditunda hingga datangnya hari kiamat. Allah lebih mengetahui hal yang telah ditetapkan-Nya atas setiap hamba.

Tidak lagi berfungsinya jasad setelah kematian sama dengan tidak berfungsinya anggota-anggota tubuh tertentu semasa hidup seseorang karena telah rusaknya daya keseimbangan, atau adanya kehancuran pada urat-urat atau sel-sel sehingga menghalangi ruh untuk meresap ke dalamnya. Dengan demikian, ruh yang mempunyai daya pengetahuan, berpikir dan merasa tetaplah ada, dan tetap memfungsikan sebagian anggota badan tapi tak mampu mengfungsikan sebagian yang lain.

Kematian adalah ungkapan tentang tak berfungsinya semua anggota tubuh yang memang merupakan alat-alat ruh. Yang dimaksud dengan ruh disini adalah abstraksi yang dengannya manusia menyarap pengetahuan, rasa sakit, dan lezatnya kebahagiaan. Lalu, meskipun daya kerjanya pada anggota-anggota badan telah hilang, namun pengetahuan dan pemahaman tersebut tidaklah rusak. Begitu pula kemampuannya mencerap rasa gembira, sedih, rasa sakit, atau senang.

Ruhlah yang menjadi esensi manusia, dan karena itu ruh bersifat abadi. Dan, pada saat kematian, ruh mengalami dua perubahan.

Pertama, ruh terpisah dari mata, telinga, kaki.dan semua anggota tubuh, seperti halnya dia terpisah dari keluarga, anak dan istri, rekan, pelayan dan semuanya. Tak.ada perbedaan antara apakah dia meninggalkan mereka atau mereka meninggalkannya.

Sesungguhnya makna kematian adalah terpisahnya seseorang dari kekayaannya sehubungan dengan perpindahannya ke alam lain yang sama sekali berbeda dengan dunia ini. Jika di dunia ini dia memiliki sesuatu yang disenangi, dia nikmati dan selalu dia cari, maka rasa sesalnya setelah mati akan bertambah besar dan perpisahan dengannya akan semakin berat.

Perubahan kedua terletak pada kenyataan bahwa dengan kematian, terungkaplah segala hal yang tidak bisa diungkapkan kepadanya pada masa hidup, seperti yang sering kali terungkap kepada orang yang terbangun dari tidur, banyak hal-hal yang masih tersembunyi baginya pada saat dia masih tertidur, karena "semua manusia dalam keadaan tidur dan kematianlah yang akan menyadarkannya."

---Imam Al-Ghazali dalam kitab Dzikr al-Mawt, Ihya Ulumuddin.

https://www.facebook.com/tasawufunderground/posts/1402092676507329

Saturday, July 1, 2017

Falasi Sufi Salafi

Hisham TokWan

Long and last rant dari aku ttg perbalahan mazhab, nak move on, malas layan orang bodoh sombong yang banyak sangat dalam isu ni....

********************
VERSI POSITIF SALAFI: Memperjuangkan kefahaman bahawa Hadis dan dalil perlu disemak dan disahkan supaya tidak berlaku masalah bid'ah dan dogmaticism. Ilmu Hadis yang selalu dijuangkan amat bermanfaat kerana boleh menumpaskan hujah-hujah pengkritik Islam yang banyak mengkritik isu keaslian ajaran Islam. Ilmu Hadis diantara ilmu yang boleh menjadi bukti ajaran Islam yang asli memang boleh dibuktikan sahih, dan golongan salafi diantara yang banyak berjasa dalam hal ini.

VERSI NEGATIF SALAFI: Siapa baca qunut di waktu subuh dia tu ahlil bid'ah finnaarrrrr!!!

VERSI POSITIF 'SUFI': Mendidik akhlak dan adab, berlapang hati. Ilmu kalam amat luas ruang lingkupnya sampai mampu mematahkan hujah-hujah falsafah bukan Islam yang banyak mengganggu aqidah umat masa kini.

VERSI NEGATIF 'SUFI': Jom meratib dalam parit malam ni, sebab tok guru kata dia mimpi Nabi kata kalau meratib dalam parit malam ni, esok boleh terbang ke langit ke 7 jumpa arwah Bob Marley sebab Bob Marley sebenarnya ahli sufi!!!

***********
Hangpa nak tahu masalahnya dimana? Masalahnya ialah pentaksub salafi memukul rata sufi seperti sufi itu hanya seperti versi negatif sufi diatas. Dan vice versa pentaksub sufi lakukan masalah yang sama juga kepada golongan salafi.

Gagal menjadi objektif dan adil dalam berbahas, hanya memilih yang negatif sebagai kononnya bukti kebobrokan puak satu lagi. Dalam ilmu logik ia dinamakan falasi nutpicking. Banyak wakil-wakil kedua-dua extreme ini bukannya sedar pun mereka buat falasi ini.

Kedua-dua side mempunyai masalah hati iaitu riak dan sombong. Dari cara berhujah pun kita sudah nampak mereka tak ada langsung niat untuk nak membetulkan pihak lawan, berhujah hanya nak menunjuk aku juara hujah. Terer betul lah kau setan membelit hati hati mereka ini, aku respek kau setan! Serius ni!

Jangan cuba ditegur yang jenis fanatik kedua-dua puak ini, dia punya bebal syok sendiri dangan 'perjuangan kebenaran'nya memang sukar dibuang.

Mereka selalu buat falasi attacking the straw man, hasty generalization, to quo que, zero-sum, false dilemma, anecdotal, demonization, false cause, slippery slopes, ad hominem, burden of proof, false comparison, simplistic, non sequitor, drinking the cool aid serta pelbagai lagi falasi yang tidak objektif. Punya tidak objektif dan simplistiknya pemikiran mereka, teruknya, sampai kita tak tahu nak mula betulkan dari mana. Bila kita diam, dia syok sendiri pula!

Padahal geng pentaksub salafi ini(bawah ni aku maki 'sufi' juga, baca bagi habis bodoh!), kalau di-grill pemikiran mereka menggunakan hujah diluar parameter hujah Islamik, contohnya guna hujah falsafah atau ilmu Barat untuk melihat robust atau tidak pemikiran mereka bila berdepan hujah bukan Islam, memang kantoi teruk geng ni. Contohnya isu vantage point Islam dalam isu keaslian Bible, melalui point formgeschichte atau textkritik(entah faham ker tidak ni entah), salah satu contoh lah, masuk bab ism-ism Barat lain, jadi tikus repair labu terus, makin terbodoh saja dalam cubaan mereka kononnya nak merepair ummat...

Sama juga dengan extreme 'sufi', kalau di-grill melalui hujah perbandingan dengan hujah selain dunia Islam, contohnya melalui hujah sociology, anthropology, jadi bengong terus depa ni! Dua kali lima saja tikus baiki labu macam extreme salafi.

Konklusinya kedua-dua side extreme ini hanyalah jaguh kampung. Pakar menganjing sesama muslim sahaja. Perpecahan umat, itu saja result yang mereka buat.

Skrg tahun 2017, orang dah mula nak bincang posthumanism, transhumanism bagai, iaitu nak intergerate manusia dengan robot AI bagai, nak tanam kentang di Marikh, nak eradicate suffering melalui sains, nak hidup lama(super longevity) serta pelbagai lagi idea pelik-pelik yang menunggu nak melingkupkan manusia.

Salah seorang guru aku dulu ada cakap, "Some people will never be objective and nothing can be done about that" Bro Shah Kirit.

Mungkin kita boleh biarkan, tinggalkan saja dua geng polarity extreme 'sufi' dan extreme salafi ni dari ummah kita, better kita fokus kepada perjuangan yang lebih besar melawan worldview-worldview Barat yang lebih penting dari dok layan dua puak extreme syok sendiri ni...

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1720785757961554&set=a.118682001505279.7669.100000904389583&type=3&theater

Friday, May 19, 2017

Kayu Dan Kerusi

Kayu dan Kerusi
oleh Prof. Naquib al-Attas

Sekarang kita ambil contoh berkenaan kayu. Katalah ada seseorang tanya saya, “Apa itu kerusi dan bagaimana engkau mendefinisikannya?” Jadi, jika berkenaan bentuknya, saya katakanlah ia ada empat kaki, warnanya coklat dan berlapik kulit. Mungkin ada yang tidak bersetuju dengan saya berkenaan jawapan tersebut. Artis akan mengatakan ia bergantung kepada bagaimana seseorang memandang kerusi itu, di mana ia terletak, dan sudut cahaya yang menghala kepadanya. Kemudian fizikawan akan menegaskan bahawa ia terdiri daripada berbagai2 atom — sampai kepada berbagai2 lagi unsur yang terkandung dalam kerusi itu termasuklah sekayu mana kayu itu dengan memeriksa paku2 (yang diperbuat daripada besi) dan unsur2 lain selain kayu, dan apa atom yang terkandung dalam besi itu. Sejarawan pula akan tanya, dari mana datang kayu itu, dari hutan mana asalnya, bila ia dibuat, siapa tukangnya, jika pemotong kayu gunakan kapak, siapa pula yang buat kapak itu, siapa nama pemotong kayu itu. Jadi, jika engkau berterusan tanya sedemikian, kerusi itu menjadi masalah buat engkau, seterusnya kerusi itu dilupakan. Inilah yang nampaknya dilakukan para saintis moden.

Tapi, bila manusia memandang kerusi itu, manusia terus tahu bahawa ia adalah kerusi, pandangannya tidak sama dengan pandangan2 di atas kerana mereka yang disebutkan di atas itu sudah tidak bercakap berkenaan kerusi, tetapi benda lain. Maka apa yang dapat dikatakan adalah mungkin untuk mengetahui makna kerusi, maka yang perlu diketahui adalah had kebenaran yang mana apabila melampaui had ini ia bukanlah kerusi. Apa pula yang dimaksudkan dengan had kebenaran ini? Kerusi itu ada kerana manusia ada, tanpa manusia ia tiada — jawapannya ini engkau boleh dapat dengan beralasan, kerana manusia sahajalah yang melakukan perbuatan duduk. Dengan kata lain, kewujudan kerusi bergantung kepada perbuatan duduk itu. Inilah hadnya — jika tiada perbuatan duduk, tiadalah kerusi. Jadi jika engkau mengehadkannya sedemikian, dapatlah engkau tahu apa benda yang dikatakan kerusi itu. Satu perabot untuk engkau duduk yang memberikan pula kerehatan.



Karangan tadi berkenaan ilmu yakin. Saintis atau Barat memang sentiasa tak yakin dengan "kerusi" kerana yang ditinjau bukan lagi "kerusi", tetapi benda lain YANG DITINJAUNYA, sampai akhirnya meragui kepastian adanya ilmu ITU SENDIRI menyebabkan Barat sentiasa PROGRESS. CUBA FIKIR, JIKA KITA IKUT SENTIASA TAK PASTI SEDANGKAN NABI MUHAMMAD DAH ADA, MAKNANYA APA YANG NABI MUHAMMAD AJAR ITU PON BELUM PROGRESS ATAU BELUM SAMPAI kepada MAKNA SEBENAR SESUATU. INILAH YANG KORANG AJAR KAT KORANG SENDIRI KEMUDIAN KORANG AJAR LAK KAT ANAK2 KORANG DALAM SEMUA BIDANG DI UNIVERSITAS. Bahasa istilahnya sufastaiyyah, indiyah, la adriyah etc. Jangan main2 k.

Thursday, May 18, 2017

From Doubt To Certainty

This session will be a journey from doubt to conviction.

Fadel Saleh Samerai=He is from a village Samerai in Iraq, thats how a lot of Arabs name themselves.
He wrote a long time ago a book, my journey from doubt do conviction about the Prophet SAWW.
He was a highly intelligent,observant very young man who studied philosophy and got convinced that all religions are manmade, and only superstitious people believe in Heaven and Hell and he lost all faith in religion. And he thought that a lot of people around him also have doubts like him but are afraid to say it. And people are just following religion because religion runs within family and they dont even think about it. Then when he went to a University it was more secular so he finally expressed that he did not believe. But he still kept the possibility that it COULD be the truth. So he started writing some notes which were in favour and in against of religion.

I can say,do,eat whatever I want and live however I want if I leave this religion and if I accept it, it will put restrictions on me. Whats my life going to be like if I believe it or dont?
Even the Prophet said that the world is a prison for the believer and paradise for the disbeliever.

He was very knowledgeable and became the head of Phd in University of Baghdad but he refused to even study the Quran, although he read so many Arab books and on philosophy. He was proud of being an Arab thats why he studied ancient Arabic because he wanted to preserve his heritage. But he always stayed away from Quran because he wanted to keep his freedom.

One of his student suggested that he wrote a book which would be a critique on Quran and point out the mistakes in Quran to criticise it in his thesis. And he ends up writing around 18 books on the fact that Quran cannot possibly be a humans word. He then became famous and got his own TV show.

Another person is Abdur Rauf that I would like to introduce you to

Arabs were traditional people, desert people and travelled like nomads.
Nobody was interested in conquering Arab because there was no fertile land there and it was just desert.
They were in between Roman and Persian empires. So nobody messed with Arab and left them alone because it could lead to a war between the superpowers Roman and Persians. So Arabs spoke only to themselves so their language was very pure.

When too many cultures collide, the native language suffers as it becomes influenced by so many other cultures. e.g. English suffers in New york city because the place is full of immigrants each with their own brand of English.Urdu has also been heavily influenced by English. When a language is free of influences, it flourishes e.g. Arabic.
Arabs had no scenery around them, nothing! just desert. So it let their imagination go wild. Some of th emost remarkable writings have been written in prison. It makes people creative.

Arabic word for intellect is AQAL.
Iqaal was a rope people used to tie on their head, and it was used for tying camels.
It was used as a leash.
A leash restricts movement, so they say the intellect is what holds you back from doing stupid things.

e.g. Knife is called Sikkeen and sikkeen means PAUSE, so its a device to stop your life and breathing. Sikkeen also means coolness because it brings stillness and coolness to the animal before they kill it.

So Arabs have visual imagery associated with their words and their language is very picturesque and rich.

They had nothing to be proud of so they became proud of their language. In fact they were so proud that they thought every other language sounded retarded compared to theirs. So they took great care of their language. The tribes would have poetry competitions and battles. And they were so crazy about it that they killed the poet who could not beat the poet of the other tribe.
When the Quran came it also invited Arabs to produce something similar to the Quran. The Prophet SAWW entered Surah Kausar in a competition of poetry, when the Arabs did not even know it was Quran. And they heard it and said that it cant be the word of a human(Maa haaza qaulul bashar). They hung it on the kaabah.

Another incident:They sent their best poet Walid bin Mughaira to do a poetry slam with the Prophet SAWW. He was confident. He offered to give him women and money and governership. The Prophet SAWW recited some Quran in reply,Walid bin Mughaira began to CRY so hard. And he grabbed the mouth of the Prophet SAWW and said that I cannot take it anymore. He came back and said that I know poetry and thats not poetry and I know magic but its not magician and I know insanity but this is not insane speech. This Quran is bound to dominate.

Allah had not made the Prophet capable of poetry but he SAWW loved poetry.The Prophet SAWW used to have a poet Hassaan. Even the muslim tribes used to compete for poetry. So he wrote a poem about his tribe: Even the bowls in which we give charity shine. Imagine what is in it. We do impossible rescue missions so much so that our swords dont even get a chance to become dry. So the first line was about how generous he was and second was how brave he was. Everybody was impressed.
Khansa, a female sahabiya had comments, she said you used Jafanaat(you only have 9 or less bowls although you could have used a plural word) so you are not really that rich. You said Al gurr(they twinkle), anything can shine even rocks. You should have said they twinkle so much that they look white(use the word Beed). Then she said they twinkle during that day, thats not a big deal, the big deal is when something sparkles during the night, especially when it becomes a source of light. And you used Asyaaf for swords (you should have used suwoofoona), you said it drips with blood(yajreena- they flow, and rivers,NOT drops of blood). They loved doing this. Arabs LOVE correcting.They could have corrected the Quran the same way. But they were baffled. They were ready to fight and kill muslims instead of producing a Surah like this. Allah says gather the whole humanity and produce something like this.

Tufail Ibn Dosee= He was the leader of his tribe, and wanted to pay his respects to Makkah. Each tribe had an idol in Makkah around which they made pilgrimage. The leaders of Quraysh wanted to protect him from falling into the hands of Muhammad SAWW, so they met him outside Makkah to warn him. If a tribal leader accepts Islam, the whole tribe accepts Islam, so they were concerned about it. They told him that Muhammad SAWW casts spells on people and divides families, so he should go back. Tufail did not want to go back so they gave him cork to plug his ears, if he heard the messenger SAWW listening. He hears Muhammad SAWW's recitation and plugs his ears, and begins to run. On second thought, he defiantly goes back to the Messenger SAWW because of his arrogance and self confidence, but ends up taking shahadah.

A historical perspective
Quran came down over the course of 23 years.
The society transformed from a polytheistic society to a society which worshipped Allah alone.
Before they used to think women were NOTHING. But they became the most noble now. The only being Allah uses the word taqwa for apart from Himself is mothers. Allah said be conscious of the wombs of mothers.
All tribes and all people became equal.
There came restrictions on eating and drinking and business.
Women could dress provocatively before but now they became women of Haya.
It changed how the people lived and how they love and hate, their mannerism, how people speak, politics, sociology, everything!

All of these changes occurred in just 23 years. Societies dont transform that quickly! There is no other example of such a complete change in society! Neither before the Quran and nor after the Quran.
If you study all the revolutions, they take a long time for ideas to seep into the society. And usually the people who intiate them are philosophers or authors who are not themselves on the battlefield. The person giving the idea and the person carrying it out is never the same.

Some people say that if Islam was so perfect, why did it last for only a short time in its perfect form(up til khulafa rashideen RA)?But the counterargument is that this is the only periods of time in history when a set of ideas was implemented in totality hundred percent. Not in bits and pieces.

The Quran was given to the Prophet SAWW who did not know how to read and write. The Quran did not exist as a book back then. The sahaba at that time could never think of the Quran without thinking of the Prophet and they were inseparable as they got it THROUGH the Prophet SAWW.

The word Dunya is used 115 times. The word Akhirah 115 times.
Angels 88 times. Devil 88 times
Life 145 times. Death 145 times.
Good deeds 167 times.Bad deeds 167 times.
Disbelief 17 times. Belief 17 times.
Iblees 11 times. Seeking refuge 11 times.
They said 332 times (qaalo). SAY 332 times.
Month is used 12 times.
Day is 365 times.
Prayer 5 times.

These miracles are not humanly possible. Remember the Quran was not in book form. It was step by step revealed in 23 years. No human can possibly estimate how many times he said what. Its not possible.

Much of the names used in Quran e.g. Ibrahim,Zakariyya,Aazir etc were not Arab names. And Arabs were culturally isolated and unaware of their meanings.
e.g. now we found out that Musa is NEWBORN. The Quran says that the wife of Pharoah said We could take him as a Musa/newborn. The Quran used the word Musa(translated it). The Quran is in Arabic and has knowledge and translations of other names. The Arabs could not have known this.
e.g. Ismael means God listens. Ibrahim AS said this because his prayer was accepted about Ismael AS. The Quran says Master accept from us you are the one who listens.

3,5,7,9,11,13,65(Multiple of 65). Thats how Sahaba used to recite the Quran. Once every week as Manaazil. And it was not in book form yet but this was so mathematical.


http://allahisthelight.blogspot.my/2014/07/is-quran-allahs-word-from-doubt-to.html